Kamis, 15 April 2010

MEMBUAT DAFTAR PUSTAKA

MEMBUAT DAFTAR PUSTAKA

1. Akhadiah, Sabarti. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Paramata, 1988.
2. Silehan, dan Soeditjo. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.
3. Sudjana S. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis_Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.
4. Ilwan, Hatim. ed.Bill Gates Tak Lagi Nomor Satu. Jakarta: Media Group, 2010.
5. Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar O dan Ridwan Sakura H.Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1989.


ISI DAFTAR PUSTAKA

1. Tahun Penerbitan : 1984
Penerbit : GAMA
Kota diterbitkan : Yogyakarta
Judul Buku : Bimbingan Menulis Skripsi, Thesis
Penulis : Sutrisno Hadi

2. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Prosiding Teknik Penulisan Buku Ilmiah
Penulis : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Departmen Pendidikan dan Kebudayaan

3. Tahun Penerbitan : 1983
Penerbit : Dian Rakyat
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jilid I
Penulis : Sultan Takdir Alisjahbana



4. Tahun Penerbitan : 1995
Penerbit : Harpen Collins College Publishers
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : The Little Brown Compact Handbook
Penulis : Jane E Aaron


5. Tahun Penerbitan : 1974
Penerbit : MC Grow Nill Book Company
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : The Pschology Of Language= An Introduction to Psycolinguistic and Generative Grammer
Penulis : ___________


6. Tahun Penerbitan : 2007
Penerbit : Yudhistira
Kota diterbitkan : Bogor
Judul Buku : Ayo Belajar Berbahasa Indonesia
Penulis : Muhamad Darisman. S.PD, dkk


7. Tahun Penerbitan : 1989
Penerbit : Harcout Brace Jovanouich
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : Writing The Research Paper=A Handbook
Penulis : Anthony C Winkler dan Jo Ray Mccuen

8. Tahun Penerbitan : 1996
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Kiat Menulis Artikel Iptek Populer di Media Cetak
Penulis : Markus G Lyakto





10. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Univertas Diponegoro
Kota diterbitkan : Semarang
Judul Buku : Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa
Penulis : Tim FS UNDIP
9. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Tira Pustaka
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Widya Wiyata Pertama Anak-anak Bintang Sahabat Kita
Penulis : Sabne Rockett dan Steve Me Clure

Jumat, 26 Maret 2010

Pengertian Penalaran Induktif, Penalaran Deduktif, Generalisasi, Analogi

Penalaran induktif adalah
penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. (1)contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik. (2)Penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :- semua hewan punya mata- anjing termasuk hewan:. anjing punya mataParagraf GeneralisasiTruk, bus, mobil, dan motor selalu menjadi pemandangan yang tak asing lagi bagi penduduk ibu kota. Panas, polusi, debu, serta padatnya hilir mudik kendaraan dijalan menjadi suasana yang sudah menjadi hal yang biasa untuk dinikmati. Walaupun suasana seperti itu bukan situasi yang nyaman untuk kita nikmati. Ya, begitulah suasana Ibu kota setiap harinya.Keterangan :Paragraf di atas menyebutkan karakteristik suasana Ibu Kota secara khususnya yang terletak pada kalimat1 dan kalimat2. Dan karakteristik umum pada akhir paragraf yaitu kalimat4 (sebagai kesimpulan dari paragraf tersebut).Paragraf AnalogiSiapa yang tak mengenal spesies ini,, warnanya yang elok serta bentuk tubuhnya yang terbilang unik membuat spesies ini menjadi primadona. Arwana spesies ikan yang sangat terkenal dengan keberuntungan dan kehokiannya bila memiliki ikan tersebut sudah menjadi bintang di antara spesies ikan hias lainnya. Sebagian orang meyakini adanya keberuntungan bila dapat memelihara ikan tersebut. Harganya pun tak semua kalangan bisa menjangkaunya. Mahalnya harga ikan tersebut membuat banyak orang yang membudidayakannya untuk di jual kembali.Berbeda dengan jenis ikan-ikan hias lainnya. Walaupun cantik rupanya, namun harganya takkan bisa menandingi ikan Arwana tersebut. Hal yang menjadi keunggulan pada ikan hias Arwana tak ada pada ikan hias lainnya. Kepercayaan akan adanya keberuntungan dan kehokiannya tersebut yang membuat ikan Arwana berbeda dengan ikan hias lainnya.Namun, bila kita fikirkan secara logika dan ilmiah. Lepas dari kepercayaan tersebut, budidaya yang dilakukan oleh si pengusaha ikan hias Arwana dapat menjaga kelestarian populasi ikan hias Arwana tersebut. Dan sebaiknya pembudidayaan tersebut dilakukan pada spesies ikan hias yang lainnya agar fauna laut dapat terjaga kelestariannya.Keterangan :Paragraf di atas membandingkan dua spesies ikan yang berbeda namun sama jenisnya yaitu ikan hias. Dan kesimpulan dari paragraf di atas adalah pembudidayaan pada ikan hias Arwana sebaiknya dilakukan juga pada spesies ikan yang lainnya agar semua populasi ikan hias dapat tetap lestari.Paragraf Hubungan Kausal (sebab akibat)Sore hari menjelang malam seorang anak berlari sambil menangis masuk ke dalam sebuah gubuk tua. Mukanya pucat pasi, tubuhnya kurus seperti kekurangan gizi, pakaiannya lusuh seperti tak terurus. Ku tanya mengapa ia menangis dan mengapa ia seorang diri. Ia menjawab sambil menitikkan air mata,, menundukkan kepala,,“ Uangku hilang..”“ Adikku menunggu dirumah menjaga ibuku yang sedang sakit..”Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.“ Terima kasih bu,, ibu tidak usah repot-repot seperti ini. Saya ikhlas membantu adik ini kemarin..”“ Tidak apa-apa dik,, kamu terima ya sedikit makanan kecil ini,, untuk bekal kamu kesekolah..”“ Yasudah,, saya terima ya bu.. Terima kasih banyak ya bu,,”“ Permisi..”Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah.Keterangan :Paragraf di atas mempunyai hubungan kausal dengan pola
Akibat – Sebab : pada paragraf ke-2 dengan kalimat “ Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya durumah ”
Akibat – Sebab : pada paragraf ke-3 dengan kalimat “ Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu ”
Sebab – Akibat : pada paragraf ke-4 dengan kalimat “Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah ”
Silogisme
Adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.
Contoh : Semua tumbuhan membutuhkan air. Akasia adalah tumbuhan. Akasia membutuhkan air.
Entimem
Atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis sylogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme
Contoh : Budiman tidak mau menerima uang suap, karena ia pegawai yang baik.
Proposisi
Adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama.
Contoh : Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
Premis
Adalah putusan atau proposisi yang sudah diketahui, yang dalam gabungan dengan premis lainnya dapat ditarik kesimpulan yang mengandung gagasan atas ide sebagaimana termuat dalam premis-premis tersebut.
Contoh : Semua becak bukan mobil.
Term
Adalah suatu ungkapan lahiriah dari pengertian yang terdiri dari satu kata atau lebih. term juga dapat didefinisikan sebagai bagian dari proposisi dan berfungsi sebagai term subjek atau predikat.
Contoh : Pak Joko adalah seorang pria.

Sabtu, 27 Februari 2010

karangan menggunakan penalaran deduktif, induktif dan campuran

Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
komunikasi.

karangan menggunakan penalaran deduktif, induktif dan campuran

Jumat, 16 Oktober 2009

Sejarah Singkat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Promosi bahasa Melayu dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Pada periode ini mulai terbentuklah "bahasa Indonesia" yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay Archipelago bahwa "penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda."
Jan Huyghen van Linschoten di dalam bukunya Itinerario menuliskan bahwa "Malaka adalah tempat berkumpulnya nelayan dari berbagai negara. Mereka lalu membuat sebuah kota dan mengembangkan bahasa mereka sendiri, dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari segala bahasa di sekitar mereka. Kota Malaka, karena posisinya yang menguntungkan, menjadi bandar yang utama di kawasan tenggara Asia, bahasanya yang disebut dengan Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas di antara bahasa-bahasa di Timur Jauh."
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia